Flattery

(*drums pounding*)

eng ing eng~

ini wujud surat ga penting itu..

kenapa bisa ga penting? begini ceritanya..

dua hari yang lalu gue mendengar anak pembantu gue yang bernama Rio (yeah Rio, i write down your name here! *standing ovation*) lari-lari sambil manggilin nama gue, lalu dia ngasih sepucuk surat ke gue. begitu gue baca amplopnya, gue bingung. "IBII?" apa yang mendorong IBII untuk mengirim surat ke gue? lebih-lebih gue ngerasa mereka ga ada alasan apapun untuk ngirim surat ke gue. gue ga pernah daftar kuliah kesana, ga pernah merasa cukup pintar buat daftar buat beasiswa disana, apalagi surat-suratan sama warga sana. ga mungkin kan ada secret admirer yang kurang kerjaan ngirim surat ke gue pake amplop IBII? (well, that is way too much)

jadi, didorong rasa penasaran yang kuat, rasa ingin tahu yang menggebu-gebu (apa juga bedanya?), gue buka amplop surat misterius ini. kata demi kata gue baca dengan saksama (ngarep kalo-kalo ada guru gue yang pernah khilaf daftarin gue buat dapetin beasiswa di IBII), kata demi kata gue cerna dengan sempurna dan ... voila! surat ini cuma sekedar surat promosi jurusan-jurusan yang ada di IBII.. yeah, you guys did a good job! that was enough to make me flattered ... for a second.

at least gue punya satu nilai moral untuk hal ini: gue mesti lebih banyak belajar tentang ways of advertizing. just so i wont be flattered for only a second anymore..